TOKOH-TOKOH DAN
MANFAAT PSIKOLOGI TRANSPERSONAL
MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah: psikologi
transpersonal
Dosen Pengampu: Dr. H.Abdul Muhaya, M. Ag
Disusun oleh :
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
FAKULTAS
USHULUDDIN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
A. PENDAHULUAN
Ilmu
pengetahuan selalu berkembang seiring berjalannya waktu, hal ini terjadi dalam
semua bidang ilmu. Demikian halnya dengan ilmu psikologi. Setelah mengenal
beberapa mazhab seperti psikoanalisis, bihavioristik dan humanistik, kini dunia
psikologi memperkenalkan psikologi transpersonal. Dalam tulisan ini akan
dijelaskan secara singkat mengenai mazhab keempat dalam ilmu psikologi yaitu
psikologi transpersonal.
Psikologi
Transpersonal dikembangkan pertama kali oleh para ahli yang sebelumnya mengkaji
secara mendalam bidang humanistik seperti Abraham Maslow, C.G. Jung, Victor
Frankl, Antony Sutich, Charles Tart dan lainnya. Dengan melihat dari para tokoh
awalnya maka dapat diketahui bahwa psikologi transpersonal merupakan turunan
langsung dari psikologi humanistik. Yang membedakan antara psikologi humanistik
dan psikologi transpersonal adalah didalam psikologi transpersonal lebih
menggali kemampuan manusia dalam dunia spiritual, pengalaman puncak, dan
mistisme yang dialami manusia. Beberapa kalangan berpendapat bahwa bidang
spiritualitas dan kebatinan hanya didominasi oleh para ahli-ahli agama dan juga
praktisi mistisme, namun ternyata dalam perkembangannya, kesadaran akan hal ini
dapat diaplikasikan dan dibahas dalam ilmu pasti.[1]
B. RUMUSAN MASALAH
1. Siapa sajakah tokoh-tokoh dalam psikologi
transpersonal?
2. Bagaimanakah manfaat dari psikologi
transpersonal itu?
C. PEMBAHASAN
Menurut John Davis, psikologi
transpersonal bisa diartikan sebagai ilmu yang menghubungkan psikologi
dengan spiritualitas. Psikologi transpersonal merupakan salah satu
bidang psikologi yang mengintegrasikan konsep, teori dan metode psikologi dengan
kekayaan-kekayaan spiritual dari bermacam-macam budaya dan agama. Konsep inti
dari psikologi transpersonal adalah nondualitas (nonduality), suatu pengetahuan
bahwa tiap-tiap bagian (misal: tiap-tiap manusia) adalah bagian dari
keseluruhan alam semesta. Penyatuan kosmis dimana segala-galanya dipandang
sebagai satu kesatuan.
Perintisan psikologi transpersonal diawali
dengan penelitian-penelitian tentang psikologi kesehatan pada tahun 1960-an
yang dilakukan oleh Abraham Maslow (Kaszaniak,2002). Perkembangan psikologi
transpersonal lebih pesat lagi setelah terbitnya Journal of Transpersonal
Psychology pada tahun 1969 dimasa disiplin ilmu psikologi mulai mengarahkan
perhatian pada dimensi spiritual manusia. Penelitian mengenai gejala-gejala
ruhaniah seperti peak experience, pengalaman mistis, exctasy, keadaaan ruhaniah, pengalaman transpersonal,
aktualisasi dan pengalaman transpersonal mulai dikembangkan.[2]
1.
Berikut ini tokoh-tokoh dalam pembentukan psikologi
transpersonal antara lain:
1. William
James
Ia dikenal
sebagai penggagas pragmatisme dalam filsafat. William James dengan pragmatisme
nya memberikan sumbangan orisinal bagi dunia filsafat. Istilah pragmatisme
berasal dari kata yunani, pragma yaitu tindakan berarti pragmatisme
sebagai filsafat tindakan.
Salah satu karya William james yang penting
dalam bidang psikologi agama the varienties of religious experience.
Buku ini membahas tentang pengalamanya dalam kacamata pragmatisme. Pengalaman
religious tentang pragmatismenya itu benar-benar sangat cerdas. Ia
mengungkapkan bahwa sejauh manusia berhubungan dengan alam semesta, ia hanya
berhubungan dengan simbol-simbol realitas, tetapi dalam pengalaman religious
yang sangat pribadi, dirinya benar-benar dibawa masuk dalam realitas tersebut
secara utuh.[3]
2. Maurice
Bucke
Richard kanada atau Maurice bucke
(1837-1902). Ia mencoba menawarkan gagasan tentang psikologi pertama yang
menempatkan model kesadaran manusia dan
realitas sebagai elemen transpersonal yang terbuka dan melestarikan dogma agama
meskipun penelitian yang ia lakukan didasarkan pada pengalaman hidupnya. Pada
tahun 1872 ia memiliki pengalaman mistik yang singkat, kemudian ia dipandang
sebagai kesadaran kosmis. Setelah pengalaman yang mendalam tentang
kedekatan (sebuah pengalaman yang intens hubungan dengan alam semesta), ia
menghabiskan seperempat abad berikutnya untuk meneliti dan menulis sebuah buku cosmic
consciousness(1902). Ia juga mengemukakan teori bahwa manusia mampu
mengalami tiga tahap utama dari kesadaran antara lain: sederhana-kesadaran,
kesadaran diri, dan kesadaran kosmik, yaitu kesadaran-kesadaran yang tidak
sering dialami oleh manusia.
·
Sederhana- Kesadaran tidak semata-mata hanya
dimiliki oleh umat manusia, tetapi
dialami oleh hewan. Disebut sederhana-kesadaran karena ditandai oleh kurangnya
kesadaran dari dunia batin.
·
Kesadaran diri adalah tingkat menengah yang normal, yaitu
kesadaran sehari-hari manusia memiliki kemampuan untuk berfikir untuk konsep.
Dengan kesadrannya manusia sanggup mengenal siapa dirinya. Manusia tidak hanya
dapat melihat pohon-pohon dari kejahuan atau mencium bau busuk yang menusuk
hidungnya. Tetapi sekaligus menyadari bahwa dirinya melihat dan mengalami.
·
Kesadaran kosmik adalah kesadaran tingkat tinggi yang
digambarkan sebagai pengalaman mistik seseorang. Secara radikal, kesadarn
kosmik berbeda dengan kesadaran normal, sebab kesadaran kosmik tidak dibatasi
oleh objek-subjek, keduanya larut dalam kesatuan sehingga menawarkan pengalaman
dari seluruh ciptaan, persepsi langsung dari kosmos yang didefinisikan oleh
rasa kesatuan atau penyatuan.[4]
3. Carl Gustav
Jung
Ia lahir di kesswill 26 juli 1875, jung
lulus pada tahun 1900 sebagai dokter dirumah sakit terkenal burgholzli di
zurich. Dan menikah dengan emma rauschenbach tahun 1903. Mereka dikaruniai tiga
orang putri dan satu anak laki-laki, keluarga mereka tinggal di kusnacht, kota
satelit dari zurich. Mereka menetap disana sampai akhir hayatnya.
Teori Jung dari kepribadian karena
tekanannya yang kuat pada dasar-dasar ras dan filogenetik kepribadian. Jung
melihat kepribadian individu seperti produk dan wadah sejarah leluhur.
A. Struktur kepribadian yaitu: ego, ketidak
sadaran pribadi, kesadaran kolektif.
B. Dinamika kepribadian yaitu: energy psikis,
nilai-nilai psikis, daya konstlelasi suatu kompleks, Prinsip ekuivalensi,
prinsip entropi, penggunaan energy.
C. Perkembangan kepribadian yaitu: kausalitas
versus teleology, sinkronisitas, hereditas, tahap-tahap perkembangan, progresi
dan regresi, proses individual, fungsi transenden, sublimasi dan represi,
perlambangan.[5]
4. Alberto
Assagioli
Ia adalah tokoh psikologi yang pertama kali
menggunakan istilah transpersonal dalam psikoterapi. Ia dianggap dan
bertanggung jawab dalam memperjuangkan pemikiran psikoanalisis di italia. Ia
memperkenalkan system psikoanalisis yang mendapat pengaruh dari jung.
Psikoanalisis adalah orientasi yang
mengenai orang secara keseluruhan baik fisik, emosional, mental maupun
spiritual. Maksud spiritual adalah bukan konotasi dogmatis atau agama,
melainkan sebagai esensi ilahi dalam diri individu sebagai pencipta dan aspek
yang mengamati hidup.
Psikoanalisis terdiri dari kata yunani,
psycho berarti diri atau jiwa, dan sintensis makna “untuk menempatkan
bersama-sama”. Atau “kombinasi dari berbagai bagian untuk membentuk kesatuan
yang utuh”.[6]
5. Victor
Frankl
Victor frankl adalah seorang pemikir
berpengaruh yang kadang-kadang dianggap transpersonalist meskipun ia dianggap
sebagai pendukung awal psikologi eksistensial (1967), dalam beberapa hal,
pemikirannya banyak berpusat sekitar makna. Sebagaimana pemikir sezamannya, dia
dilatih dalam tradisi analitis, yang disebut sebagai madzab ketiga psikoterapi
dari wina. Ia adalah adalah pendiri logotherapy.
Kata “ logos” dalam bahasa yunani berarti makna dan rohani. Sedangkan therapy
adalah penyembuhan atau pengobatan.
Jadi, logoterapi secara umum dapat digkan
sebagai corak psikologi atau psikiatri yang mengakui adanya dimensi kerohanian
pada manusia disamping dimensi ragawi dan jiwa, serta beranggapan bahwa makhluk
hidup (the meaning of life) dan hastrat untuk hidup bersama (the will to
meaning) merupakan motivasi utama manusia guna meraih taraf kehidupan bermakna
(the meaningfull life)yang didampakanya yang harus diraih oleh manusia.[7]
6. Charles T.
Tart
Ia dikenal sebagai seorang parapsikologist
yang berusaha memadukan pengalaman spiritual. Ia berkata: saya memiliki
keyakinan mendalam bahwa ilmu pengetahuan, sebbagai metode mengasah dan
menyempurnakan pengetahuan, dapat diterapkan pada pengalaman manusia yang kita
sebut transpersoanal atau rohani.
Manusia, menurut Charles berusaha untuk
mendapatkan d-ASC, sebuah perubahan kesadaran bahwa dirinya merasa terbuka,
menyatu dengan alam semesta , ada aliran energy didalam tubuhnya, merasakan
bahwa dunia adalah satu, penuh cinta, dan waktu seakan berhenti. Hanya beberapa
orang yang mendapatkan d-ASC melalui drug (LSD,heroin ganja), yang
mempunyai dampak kerusakan fisik. Padahal ada beberapa teknik non-drugs yang
bisa digunakan.[8]
7. Ken Wilber
Ken Wilber seorang eksponen gerakan
psikologi transpersonal yang lahir tahun 1949 dioklahoma AS. Dalam buku-bukunya ia tetap konsisten mengusung paradigma baru dalam mempelajari
kesadaran manusia. Psikologi spektrum
menjadi icon setiap karyanya. Ps ikologi spectrum mempersatukan
berbagai macam pendekatan, baik dalam maupun timur kedalam spektrum model dan
teori psikologi yang mencerminkan spectrum kesadaran manusia. Beberapa tingkat
kesadaran dikaitkan dengan tingkat-tingkat psikoterapi yang sesuai seperti
tingkat ego, biososial, eksistensial, dan tingkat transpersonal.
Dalam menyempurnakan gagasan psikologi
spectrum, Wilber menyusun hierarki ontologism yang mendasari
tingkatan-tingkatan spectrum kesadaran manusia antara lain:
a. Physical unconsciousness (fisik
ketidaksadaran)
b. Biological (biologis)
c. Psychological (psikologis)
d. Causal (sebab musabab)
e. Subtle (halus)
f. Ultime consciusness (ultime kesadaran)
Bagi para pendukung gerakan psikologi transpersonal, psikologi spektrum
Wilber telah memberikan sumbangan bagi pemahaman yang lebih utuh terhadap
manusia. Untuk melakukan riset-riset mendalam mengenai psikologi transpersonal
, Wilber didukung para pengikutnya mendiran lembaga tahun 2000 yang bernama integral
institute, sebuah lembaga yang menjadi think-think studi-studi lanjut
tentang isu-isu seputar psikologi, sains, dan masyarakat dalam cara pandang
yang integral.[9]
2.
Beberapa manfaat dari psikologi transpersonal :
a.
Untuk
memperoleh pemahaman gejala-gejala jiwa dan pengertian yang lebih
sempurna tentang tingkah laku sesama manusia pada umumnya dan anak-anak
khususnya.
b.
Untuk
mengetahui perbuatan- perbuatan jiwa serta kemampuan jiwa sebagai sarana
untuk mengenal tingkah laku manusia.
c.
Untuk
mengetahui cara penyelenggaraan pendidikan dengan baik.
d.
Untuk mengetahui
perilaku manusia sebagai upaya menyesuaikan diri dan berhubungan dengan orang
lain, sehingga memudahkan memahami mengapa mereka berpikir, berperasaan
dan berbuat menurut cara mereka sendiri.
e.
Dalam rangka
mengatasi permasalahan social, psikologi dapat mengurai pangkal masalah,
setidaknya mengurangi problem sosial.
f.
Kita bisa peka
terhadap perasaan orang lain.
g.
Mampu mencapai
kualitas hidup yang lebih baik.
h.
Mampu
memaksimalkan potensi diri sendiri maupun orang lain dengan cara yang
tepat.
i.
Hidup menjadi
lebih sehat. Karena psikologi merupakan ilmu yang mempelajari jiwa tentunya
tidak terpisahkan dari jasmani. Dengan bantuan cara berfikir positif maka dapat
menjadikan kita lebih sehat.
j.
Dapat
memperkaya gaya kepemimpinan. Tentunya dengan banyak teori yang ada dapat kita
terapkan sebagai salah satu cara memimpin yang sesuai dengan situasi yang ada.[10]
D. KESIMPULAN
Psikologi
Transpersonal dikembangkan pertama kali oleh para ahli yang sebelumnya mengkaji
secara mendalam bidang humanistik seperti Abraham Maslow, C.G. Jung, Victor
Frankl, Antony Sutich, Charles Tart dan lainnya. Dengan melihat dari para tokoh
awalnya maka dapat diketahui bahwa psikologi transpersonal merupakan turunan
langsung dari psikologi humanistik.
Psikologi
Transpersonal merupakan
kekuatan keempat dalam bidang psikologi yang menjembatani antara psikologi dan
spiritual yang memusatkan perhatiannya pada studi tentang bagian dan proses
tentang pengalaman mendalam atau perasaan yang luas tentang siapa dirinya atau
sensasi yang besar terhadap koneksitas dengan orang lain, alam atau dimensi
spiritual dan berusaha membantu seseorang untuk mengeksplorasi tingkat energy
dan melewati kesadaraan (awareness) atau sisi lain dari topeng dan
pola-pola kepribadian.
E. PENUTUP
Demikian makalah ini saya buat, saya
sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu
saya mengharap
kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi kita semua. Aminnn
F. DAFTAR PUSTAKA
Drs. Ujam Jaenudin, M. Si, Psikologi Transpersonal, Bandung: Pustaka
Setia, 2012.
http://www.psikoterapis.com/?en_memahami-tentang-psikologi-transpersonal%2C91
No comments:
Post a Comment