A.
Pengertian
hukum islam
Didalam
islam hukum dipandang sebagai bagian dari ajaran islam dan norma-norma hukum
bersumber dari agama. Makanya konsep hukum islam berbeda dengan konsep hukum
pada umumnya, khususnya hukum modern. Umat islam meyakini bahwa hukum islam
berdasarkan wahyu Illahi yang disebut syariah, yang berarti jalan yang
digariskan Allah untuk manusia.
Fiqih
dinamakan pula hukum islam, yang berarti pemahaman dan penalaran rasional.
Menggambarkan sisi manusia dari hukum islam. Syariah atau fiqih itu merupakan
keseluruhan yang terdiri dari kumpulan berbagai satuan kaidah mengenai kasus
ini disebut hukum syar’i atau hukum syarak. Istiah hukum islam berbeda satu
sama lain dan menggambarkan sisi tertentu dari hukum islam yaitu syari’ah, fiqih,
hukum syar’i, qanun.
1. Syari’ah
Kata
“syariah” berarti jalan, dan lebih khusus lagi jalan menuju ketempat air.
Ajaran-ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Disebut syari’ah karena
merupakan jalan menuju Allah dan menuju keselamatan abadi.
Dalam
arti luas, syariah dimaksudkan sebagai keseluruhan ajran dan norma-norma yang
dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Yang mengatur kehidupan manusia baik dalam aspek
kepercayaannya maupun dalam aspek tingkah laku praktisnya. Syariah dibedakan
menjadi dua aspek : ajaran tentang kepercayaan (akidah) dan ajaran tentang
tingkah laku (amaliah). Syariah dalam arti luas identik dengan syarak
(asy-syar) dan ad-din (agama islam).
Dalam
arti sempit, syariah merujuk kepada aspek praktis (amaliah) dari syariah dalam
arti luas, aspek yang berupa kumpulan ajaran atau norma yang mengatur tingkah
laku konkrit manusia.
2. Fiqih
Kata
“fiqih” berasal dari kata arab al-fiqh, berarti mengerti, tahu atau paham.
Fiqih dipakai dalam dua arti dalam istilah : dalam arti ilmu hukum (
jurisprudence ) dan dalam arti hukum itu sendiri (law).
Fiqih
dlam ilmu hukum islam yaitu suatu cabang studi yang mengkaji norma-norma
syariah dalam kaitannya dengan tingkah laku konkret manusia dalam berbagai
dimensi hubungannya. Pengertian kedua fiqih merupakan kumpulan norma-norma atau
hukum-hukum syarak yang mengatur tingkah laku manusia dalam manusia dalam
berbagai dimensi hubungannya, baik hukum-hukum itu ditetapkan secara langsung
dalam Al quran dan Sunnah Nabi Saw. Maupun yang merupakan hasil ijtihad , yaitu
interpretasi dan penjabaran oleh para ahli hukum islam ( fukaha) terhadap kedua
sumber tadi.
3. Hukum
Syar’i
Hukum
syar’i ( hukum syarak, hukum syariah) secara harfiah berarti satuan dari
syariah. Secara teknis, dalam ilmu hukum islam, hukum syarak didefinisikan sebagai
“sapaan Illahi” terhadap subject hukum mengenai perbuatan atau tingkah lakunya,
sapaan mana berisi tuntutan dan penetapan. Definisi ini mengandung dua hal :
a. Bahwa
hukum itu adalah sapaan illahi yang tertuju kepada manusia sebagai subjek hukum
menyangkut tingkah lakunya.
b. Bahwa
hukum itu yang merupakan sapaan illahi
itu berisi tuntutan, perizinan atau penetapan.
- Sumber-sumber
hukum islam
Hukum islam merupakan sapaan Illahi dan
sumber utamanya adalah wahyu Illahi. Disamping itu juga terdapat sumber tambahan
non-Illahi. Sumber pokok atau utama hukum islam adalah Al quran dan Sunnah Nabi
Saw, dan sumber-sumber tambahan meliputi ijma’ ( consensus ), qiyas (analogi ),
istihsan ( kebijaksanaan hukum ), kemaslahatan, ‘uruf ( adat istiadat ),
Sadduz-dzari’ah ( tindakan preventif ), istishab ( kelangsungan hukum ), fatwa
sahabat Nabi Saw., dan Syar’u man qablana ( hukum agama samawi terdahulu )
- Al
quran
Alquran
adalah sebuah kitab petunjuk dan bimbingan agama secara umum ketentuan hukum
dalam alquran tidak bersifat rinci, ketentuan alquran merupakan kaidah-kaidah
umum. Hanya beberapa ketentuan mengenai perkawinan dan kewarisan yang dirinci
dalam alquran.
- Sunnah
Sunnah
adalah ajaran-ajaran Nabi Saw. Yang disampaikan leawt ucapannya, tindakannya
atau persetujuannya. Ajaran-ajaran yang merupakan sunnah ini direkam atau
diwartakan dalam suatu rekaman yang dinamakan hadis. Hadis adalah rekaman warta
mengenai perkataan dan persetujuan Nabi Saw. yang merupakan Sunnahnya Sunnah
adalah hadis, hadis adalah Sunnah.
Alquran otentisitas teksnya tidak diragukan, namun
hadis tidak semuanya sahih (autentik). Ahli hadis dan teoritisi hukum islam
membedakan hadis menjadi tiga kategori:
a. Hadis
Sahih
b. Hadis
Hasan
c. Hadis
dalf
Ahli
hukum islam menyatakan bahwa hadis sahih dan hadis hasan saja yang dapat
menjadi sumber hukum.
- Ijma’
Ijma’
adalah kesepakatan para mujatahid (ahli hukum yang melakukan penemuan hukum
syarak) sesudah zaman Nabi Saw. mengenai hukum suatu kasus tertentu. Di lain
pihak ijma’ adalah kesepakatan umat, bukan sekedar kesepakatan mujtahid saja.
- Qiyas
Qiyas
adalah perluasan ketentuan hukumm yang disebutkan didalam teks alquran dan
sunnah sehingga mencakup kasus serupa yang tidak disebutkan dalam teks
kedua-kedua sumber pokok itu berdasarkan persamaan sifat causa legis antara
kedua kasus dimaksud.
- Maslahat
Mursalah
Maslahat
secara harfiah berarti manfaat dan mursalah berarti netral. Maslahat Mursalah
dimaksudkan sebagai segala kepentingan yang bermanfaat dan baik, namun tidak
ada nas khusus (teks alquran dan hadis Nabi Saw.) yang mendukungnya secara
langsung ataupun yang melarangnya. Maslahat mu’tabanah adalah suatu kepentingan
yang baik ditegaskan secara langsung dalam alquran dan alhadist.
Dan
maslahat mulgah (batal) adalah suatu yang menurut anggapan kita baik dan bermanfaat
tetapi ternyata dilarang dalam kedua sumber tekstual itu.
Maslahat
Mursalah bersifat netral dalam arti tidak ada larangannya dalam alquran dan
hadis, tetapi juga tidak ada pembenarannya secara langsung, namun selaras
dengan prinsip umum yang terkandung dalam dan dapat disimpulkan dari nas
alquran dan hadis.
- Istihsan
Istihsan
berarti memandang baik. Istihsan merupakan suatu kebijaksanaan hukum atau
perkecualian hukum. Istihsan merupaka n tindakan mengambil kebijaksanaan hukum
berdasarkan suatu alasan hukum ( dalil ) yang menghendaki hali itu dilakukan.
- Istishab
Istishab
berarti keberlangsungan status hukum suatu hal dimasalalu pada masa kini dan
masa depan sejauh belum ada perubahan terhadap status hukum tersebut.
- Sadduz-dzari’ah
( tindakan preventif )
Sadduz-dzari’ah
( tindakan preventif ) artinya menutup jalan, maksudnya menutup jalan menuju
sesuatu yang dilarang oleh hukum syariah. Sadduz-dzari’ah merupakan tindakan
preventif dengan melarang suatu perbuatan yang menurut hukum syarak sebenarnya
dibolehkan, namun melalui ijtihad perbuatan tersebut dilarang karena dapat
membawa kepada sesuatu yang dilarang ataupun menimbulkan mudarat.
- ‘uruf
( adat istiadat )
‘uruf
( adat istiadat ) dalam istilah hukum islam adalah suatu hal yang diakui
keberadaannya dan diikuti oleh dan menjadi kebiasaan dalam masyarakat, baik
berupa perkataan maupun perbuatan sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan
nas-nas syariah atau ijma’.
Hukum
islam mengakui adat istiadat masyarakat sebagai sumber hukum, akan tetapi
dengan beberapa syarat yaitu :
a. Adat
tersebut tidak bertentangan dengan nas atau ijma’
b. Adat
konstan dan berlaku umum didalam masyarakat.
- Qaul
sahabat Nabi Saw
Qaul
sahabat Nabi Saw adalah penditrian seorang sahabat mengenai suatu masalah hukum
ijtihad baik tercermin dalam fatwanya maupun dalam keputusannya yang menyangkut
masalah dimana tidak terdapat penegasan dalam alquran, hadis Nabi Saw, ataupun
ijma’.
- Syar’u
man qablana ( hukum agama samawi terdahulu )
Ketentuan
hukum yang dibawa oleh para Nabi sebelum Nabi Muhammad Saw. Seperti Nabi Isa ,
Nabi Ibrahim As, Nabi Daud As, dan Nabi Musa As. Apabila hukum agama terdahulu
tersebut tidak mendapat konfirmasi dalam hukum agama islam, maka tidak menjadi
sumber hukum islam.
- Hukum dalam Islam
Hukum dalam Islam ada lima :
1. Wajib
Perintah
yang harus dikerjakan. Jika perintah tersebut dipatuhi , maka yang mengerjakan
mendapat pahala. Jika tidak dikerjakan maka dia berdosa.
2. Sunah
Anjuran.
Jika dikerjakan mendapat pahala , jika tidak dikerjakan tidak berdosa.
3. Haram
Larangan
keras. Jika dikerjakan mendapat dosa, jika ditinggalkan mendapat pahala.
4. Makruh
Larangan
yang tidak keras. Kalau dilanggar tidak dihukum atau berdosa, jika ditinggalkan
diberi pahala
5. Mubah
Sesuatu
yang boleh dikerjakan dan boleh pula ditinggalkan. Jika dikerjakan tidak
mendapat dosa, jika ditinggalkan tidak mendapat pahala.
Hukum-hukum
ditinjau dari pengambilannya terdiri menjadi empat macam :
1. Hukum
yang diambil dari nas yang tegas yakin adanya dan yakin pula maksudnya
menunjukkan kepada hukum itu
2. Hukum
yang diambil dari nas yang tidak yakin maksudnya terhadap hukum-hukum itu.
3. Hukum
yang tidak ada nas, baik secara qat’(pasti) maupun secara zanni (dugaan) tetapi
pada suatu masa telah sepakat ( ijma’ ) mujtahidin atas hukum-hukumnya.
4. Hukum
yang tidak dari nas baik qat’ ataupun zanni, dan tidak pula ada kesepakatan
mujtahidin atas hukum itu.
Ruang
lingkup hukum islam
- Ibadah
(mahdhah) adalah tata cara dan upacara yang wajib dilakukan oleh seoraang
muslim dalam menjalankan hubingan kepada Allah, seperti shalat, membayar
zakat, menjalankan ibadah haji. Tata caara dan upacara ini tetap, tidak
ditambah-tambah maupun dikurangi. Ketentuannya telah di atur dengan pasti
oleh Allah dan dijelaskan oleh RasulNya. Dengan demikian tidak mungkin ada
proses yang membawa perubahan dan perombakan secaara asasi mengenai hukum,
susunan, cara dan tata cara beribadat. Yang mungkin berubah hanyalah
penggunaan aalat-alat modern dalam pelaksanaannyaMuamalah
- Muamalah
(ghairu mahdhah) pengertian yang luas adalah ketetapan Allah yang
berhubungan dengan kehidupan sosial manusia walaupun ketetapan tersebut
terbatas pada pokok-pokok saja. Karena itu sifatnya terbuka untuk
dikembangkan melalui ijtihad manusia yang memenuhi syarat melakukan usaha
itu.
Tujuan hukum islam
Mencegah kerusakan pada manusia dan
mendatangkan kemashlatan bagi mereka, mengarahkan mereka kepada kebenaran untuk
mencapai kebahagian hidup manusia di dunia ataupun akhirat dengan jalan
mengambil segala yang manfaat dan mencegah atau menolak yang madrat dengan
jalan yang tidak berguna bagi hidup maupun kehidupan manusia.
- Memelihara
jiwa
Menurut hukum islam jiwa harus dilindung. Uuntuk itu
hukum islam wajjib memelihara hak manusia untuk hidup dan mempertahankan
hidupnya. Hhukum islam mekarang pembunuhan sebagai upaya menghilangkan jiwa
manusia dan melindungi berbagai sarana yang dipergunakan manusia untuk
mempertahankan kemashlahatan hidupnya.
- Memelihara
agama
Beragama merupakan kebutuhan manusia yang dapat
mnyenntuh nurani manusia. Agama akidah, syariah dan akhlak ataun mencampuradukkan
ajaran agama islam dengan pham atau aliran bathil. Agama islam memberi
perlindungan kepada pemeluk agama lain untuk menjalankan agama sesuai dengan
keyakinannya. Agam islam tidak m,emaksakan pemeluk agama lain memeluk agama
islam.
- Memelihara
akal
Menurut hukum islam seseeorang wajib memelihara
akalnya karena akal mempunya peranan yang sangat penting dalam hidup dan
kehidupan manusia. Dengan akalnya, maanusia dapat memahami waahyu Allah baik
yang terdapat daalam kitab suci ataupun ayat-ayat Allah yang terdapat di alam.
Dengamn akalnya, manusia dapat mengembangkan ilmmu pengetahuan daan
teknologi.seseorang tidak akan mampu menjalankan hukum islam dengan baik daan
benar tanpa menggunakan akal yang sehat. Oleh karena itu pemeliharaan akal
merupakan salah satu tujuan hukum islam. Untuk itu, hukum islam melarang oraang
meminum minuman yang memabukkan dan memberikan hukuman pada perbuatan yang
merusak akal.
- Memelihara
keturunan
Menurut
ketentuan yang ada di dalam alquran yaitu memelihara keturunan dengan meneruskan
harus melalui perkawinan yang sah dan dilarang untuk berbuat zina.
- Memelihara
harta
Merupakan
pemberian Allah kepada manusia untuk melangsungkan hidup dan kehidupannya
manusia sebagai khalifah Allah dimuka bumi patut memelihara harta dan mencari
harta dengan cara yang halal.
DAFTAR
PUSTAKA
Mahsun
fuad “hukum islam Indonesia” jogja ptlkis pelangi aksara.
Prof.asaf
pokok-pokok hukum islam Jakarta tintaemas
TUGAS
AGAMA
HUKUM ISLAM

Disusun
oleh :
Nurul
Ahmad Ghozali
14030110060050
DIII
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS
DIPONEGORO
SEMARANG
2012