Search This Blog

Thursday, January 16, 2014

psikologi transpersonal

TOKOH-TOKOH DAN MANFAAT PSIKOLOGI TRANSPERSONAL

MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah: psikologi transpersonal
Dosen Pengampu: Dr. H.Abdul Muhaya, M. Ag







        Disusun oleh :
                             xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
 2013









A.    PENDAHULUAN

Ilmu pengetahuan selalu berkembang seiring berjalannya waktu, hal ini terjadi dalam semua bidang ilmu. Demikian halnya dengan ilmu psikologi. Setelah mengenal beberapa mazhab seperti psikoanalisis, bihavioristik dan humanistik, kini dunia psikologi memperkenalkan psikologi transpersonal. Dalam tulisan ini akan dijelaskan secara singkat mengenai mazhab keempat dalam ilmu psikologi yaitu psikologi transpersonal.
Psikologi Transpersonal dikembangkan pertama kali oleh para ahli yang sebelumnya mengkaji secara mendalam bidang humanistik seperti Abraham Maslow, C.G. Jung, Victor Frankl, Antony Sutich, Charles Tart dan lainnya. Dengan melihat dari para tokoh awalnya maka dapat diketahui bahwa psikologi transpersonal merupakan turunan langsung dari psikologi humanistik. Yang membedakan antara psikologi humanistik dan psikologi transpersonal adalah didalam psikologi transpersonal lebih menggali kemampuan manusia dalam dunia spiritual, pengalaman puncak, dan mistisme yang dialami manusia. Beberapa kalangan berpendapat bahwa bidang spiritualitas dan kebatinan hanya didominasi oleh para ahli-ahli agama dan juga praktisi mistisme, namun ternyata dalam perkembangannya, kesadaran akan hal ini dapat diaplikasikan dan dibahas dalam ilmu pasti.[1]

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Siapa sajakah tokoh-tokoh dalam psikologi transpersonal?
2.      Bagaimanakah manfaat dari psikologi transpersonal itu?

C.     PEMBAHASAN
Menurut John Davis, psikologi transpersonal bisa diartikan sebagai ilmu yang menghubungkan psikologi dengan spiritualitas. Psikologi transpersonal merupakan salah satu bidang psikologi yang mengintegrasikan konsep, teori dan metode psikologi dengan kekayaan-kekayaan spiritual dari bermacam-macam budaya dan agama. Konsep inti dari psikologi transpersonal adalah nondualitas (nonduality), suatu pengetahuan bahwa tiap-tiap bagian (misal: tiap-tiap manusia) adalah bagian dari keseluruhan alam semesta. Penyatuan kosmis dimana segala-galanya dipandang sebagai satu kesatuan.
Perintisan psikologi transpersonal diawali dengan penelitian-penelitian tentang psikologi kesehatan pada tahun 1960-an yang dilakukan oleh Abraham Maslow (Kaszaniak,2002). Perkembangan psikologi transpersonal lebih pesat lagi setelah terbitnya Journal of Transpersonal Psychology pada tahun 1969 dimasa disiplin ilmu psikologi mulai mengarahkan perhatian pada dimensi spiritual manusia. Penelitian mengenai gejala-gejala ruhaniah seperti peak experience, pengalaman mistis, exctasy, keadaaan ruhaniah, pengalaman transpersonal, aktualisasi dan pengalaman transpersonal mulai dikembangkan.[2]


1.      Berikut ini tokoh-tokoh dalam pembentukan psikologi transpersonal antara lain:
1.      William James
Ia  dikenal sebagai penggagas pragmatisme dalam filsafat. William James dengan pragmatisme nya memberikan sumbangan orisinal bagi dunia filsafat. Istilah pragmatisme berasal dari kata yunani, pragma yaitu tindakan berarti pragmatisme sebagai  filsafat tindakan.
Salah satu karya William james yang penting dalam bidang psikologi agama the varienties of religious experience. Buku ini membahas tentang pengalamanya dalam kacamata pragmatisme. Pengalaman religious tentang pragmatismenya itu benar-benar sangat cerdas. Ia mengungkapkan bahwa sejauh manusia berhubungan dengan alam semesta, ia hanya berhubungan dengan simbol-simbol realitas, tetapi dalam pengalaman religious yang sangat pribadi, dirinya benar-benar dibawa masuk dalam realitas tersebut secara utuh.[3]
2.      Maurice Bucke
Richard kanada atau Maurice bucke (1837-1902). Ia mencoba menawarkan gagasan tentang psikologi pertama yang menempatkan model  kesadaran manusia dan realitas sebagai elemen transpersonal yang terbuka dan melestarikan dogma agama meskipun penelitian yang ia lakukan didasarkan pada pengalaman hidupnya. Pada tahun 1872 ia memiliki pengalaman mistik yang singkat, kemudian ia dipandang sebagai kesadaran kosmis. Setelah pengalaman yang mendalam tentang kedekatan (sebuah pengalaman yang intens hubungan dengan alam semesta), ia menghabiskan seperempat abad berikutnya untuk meneliti dan menulis sebuah buku cosmic consciousness(1902). Ia juga mengemukakan teori bahwa manusia mampu mengalami tiga tahap utama dari kesadaran antara lain: sederhana-kesadaran, kesadaran diri, dan kesadaran kosmik, yaitu kesadaran-kesadaran yang tidak sering dialami oleh manusia.
·         Sederhana- Kesadaran tidak semata-mata hanya dimiliki  oleh umat manusia, tetapi dialami oleh hewan. Disebut sederhana-kesadaran karena ditandai oleh kurangnya kesadaran dari dunia batin.
·         Kesadaran diri adalah tingkat menengah yang normal, yaitu kesadaran sehari-hari manusia memiliki kemampuan untuk berfikir untuk konsep. Dengan kesadrannya manusia sanggup mengenal siapa dirinya. Manusia tidak hanya dapat melihat pohon-pohon dari kejahuan atau mencium bau busuk yang menusuk hidungnya. Tetapi sekaligus menyadari bahwa dirinya melihat dan mengalami.
·         Kesadaran kosmik adalah kesadaran tingkat tinggi yang digambarkan sebagai pengalaman mistik seseorang. Secara radikal, kesadarn kosmik berbeda dengan kesadaran normal, sebab kesadaran kosmik tidak dibatasi oleh objek-subjek, keduanya larut dalam kesatuan sehingga menawarkan pengalaman dari seluruh ciptaan, persepsi langsung dari kosmos yang didefinisikan oleh rasa kesatuan atau penyatuan.[4]
3.      Carl Gustav Jung
Ia lahir di kesswill 26 juli 1875, jung lulus pada tahun 1900 sebagai dokter dirumah sakit terkenal burgholzli di zurich. Dan menikah dengan emma rauschenbach tahun 1903. Mereka dikaruniai tiga orang putri dan satu anak laki-laki, keluarga mereka tinggal di kusnacht, kota satelit dari zurich. Mereka menetap disana sampai akhir hayatnya.
Teori Jung dari kepribadian karena tekanannya yang kuat pada dasar-dasar ras dan filogenetik kepribadian. Jung melihat kepribadian individu seperti produk dan wadah sejarah leluhur.
A.    Struktur kepribadian yaitu: ego, ketidak sadaran pribadi, kesadaran kolektif.
B.     Dinamika kepribadian yaitu: energy psikis, nilai-nilai psikis, daya konstlelasi suatu kompleks, Prinsip ekuivalensi, prinsip entropi, penggunaan energy.
C.     Perkembangan kepribadian yaitu: kausalitas versus teleology, sinkronisitas, hereditas, tahap-tahap perkembangan, progresi dan regresi, proses individual, fungsi transenden, sublimasi dan represi, perlambangan.[5]


4.      Alberto Assagioli
Ia adalah tokoh psikologi yang pertama kali menggunakan istilah transpersonal dalam psikoterapi. Ia dianggap dan bertanggung jawab dalam memperjuangkan pemikiran psikoanalisis di italia. Ia memperkenalkan system psikoanalisis yang mendapat pengaruh dari jung.
Psikoanalisis adalah orientasi yang mengenai orang secara keseluruhan baik fisik, emosional, mental maupun spiritual. Maksud spiritual adalah bukan konotasi dogmatis atau agama, melainkan sebagai esensi ilahi dalam diri individu sebagai pencipta dan aspek yang mengamati hidup.
Psikoanalisis terdiri dari kata yunani, psycho berarti diri atau jiwa, dan sintensis makna “untuk menempatkan bersama-sama”. Atau “kombinasi dari berbagai bagian untuk membentuk kesatuan yang utuh”.[6]
5.      Victor Frankl
Victor frankl adalah seorang pemikir berpengaruh yang kadang-kadang dianggap transpersonalist meskipun ia dianggap sebagai pendukung awal psikologi eksistensial (1967), dalam beberapa hal, pemikirannya banyak berpusat sekitar makna. Sebagaimana pemikir sezamannya, dia dilatih dalam tradisi analitis, yang disebut sebagai madzab ketiga psikoterapi dari wina. Ia  adalah adalah pendiri logotherapy. Kata “ logos” dalam bahasa yunani berarti makna dan rohani. Sedangkan therapy adalah penyembuhan atau pengobatan.
Jadi, logoterapi secara umum dapat digkan sebagai corak psikologi atau psikiatri yang mengakui adanya dimensi kerohanian pada manusia disamping dimensi ragawi dan jiwa, serta beranggapan bahwa makhluk hidup (the meaning of life) dan hastrat untuk hidup bersama (the will to meaning) merupakan motivasi utama manusia guna meraih taraf kehidupan bermakna (the meaningfull life)yang didampakanya yang harus diraih oleh manusia.[7]
6.      Charles T. Tart
Ia dikenal sebagai seorang parapsikologist yang berusaha memadukan pengalaman spiritual. Ia berkata: saya memiliki keyakinan mendalam bahwa ilmu pengetahuan, sebbagai metode mengasah dan menyempurnakan pengetahuan, dapat diterapkan pada pengalaman manusia yang kita sebut transpersoanal atau rohani.
Manusia, menurut Charles berusaha untuk mendapatkan d-ASC, sebuah perubahan kesadaran bahwa dirinya merasa terbuka, menyatu dengan alam semesta , ada aliran energy didalam tubuhnya, merasakan bahwa dunia adalah satu, penuh cinta, dan waktu seakan berhenti. Hanya beberapa orang yang mendapatkan d-ASC melalui drug (LSD,heroin ganja), yang mempunyai dampak kerusakan fisik. Padahal ada beberapa teknik non-drugs yang bisa digunakan.[8]
7.      Ken Wilber
Ken Wilber seorang eksponen gerakan psikologi transpersonal yang lahir tahun 1949 dioklahoma AS.  Dalam buku-bukunya ia tetap konsisten  mengusung paradigma baru dalam mempelajari kesadaran manusia. Psikologi spektrum  menjadi icon setiap karyanya. Ps ikologi spectrum mempersatukan berbagai macam pendekatan, baik dalam maupun timur kedalam spektrum model dan teori psikologi yang mencerminkan spectrum kesadaran manusia. Beberapa tingkat kesadaran dikaitkan dengan tingkat-tingkat psikoterapi yang sesuai seperti tingkat ego, biososial, eksistensial, dan tingkat transpersonal.
Dalam menyempurnakan gagasan psikologi spectrum, Wilber menyusun hierarki ontologism yang mendasari tingkatan-tingkatan spectrum kesadaran manusia antara lain:
a.       Physical unconsciousness (fisik ketidaksadaran)
b.      Biological (biologis)
c.       Psychological (psikologis)
d.      Causal (sebab musabab)
e.       Subtle (halus)
f.       Ultime consciusness (ultime kesadaran)
Bagi para pendukung gerakan psikologi transpersonal, psikologi spektrum Wilber telah memberikan sumbangan bagi pemahaman yang lebih utuh terhadap manusia. Untuk melakukan riset-riset mendalam mengenai psikologi transpersonal , Wilber didukung para pengikutnya mendiran lembaga tahun 2000 yang bernama integral institute, sebuah lembaga yang menjadi think-think studi-studi lanjut tentang isu-isu seputar psikologi, sains, dan masyarakat dalam cara pandang yang integral.[9]

2.      Beberapa manfaat dari psikologi transpersonal  :
a.       Untuk memperoleh pemahaman  gejala-gejala jiwa dan pengertian yang lebih sempurna tentang tingkah laku sesama manusia pada  umumnya dan anak-anak khususnya.
b.      Untuk mengetahui perbuatan- perbuatan jiwa serta kemampuan jiwa  sebagai sarana untuk mengenal tingkah laku manusia. 
c.       Untuk mengetahui cara penyelenggaraan pendidikan dengan baik.
d.      Untuk mengetahui perilaku manusia sebagai upaya menyesuaikan diri dan berhubungan dengan orang lain, sehingga memudahkan memahami mengapa  mereka berpikir, berperasaan dan berbuat menurut cara mereka sendiri. 
e.       Dalam rangka mengatasi permasalahan social, psikologi dapat mengurai pangkal masalah, setidaknya mengurangi problem sosial. 
f.       Kita bisa peka terhadap perasaan orang lain. 
g.      Mampu mencapai kualitas hidup yang lebih baik. 
h.      Mampu memaksimalkan potensi diri sendiri maupun orang lain dengan cara yang tepat. 
i.        Hidup menjadi lebih sehat. Karena psikologi merupakan ilmu yang mempelajari jiwa tentunya tidak terpisahkan dari jasmani. Dengan bantuan cara berfikir positif maka dapat menjadikan kita lebih sehat. 
j.        Dapat memperkaya gaya kepemimpinan. Tentunya dengan banyak teori yang ada dapat kita terapkan sebagai salah satu cara memimpin yang sesuai dengan situasi yang ada.[10]
D.    KESIMPULAN
Psikologi Transpersonal dikembangkan pertama kali oleh para ahli yang sebelumnya mengkaji secara mendalam bidang humanistik seperti Abraham Maslow, C.G. Jung, Victor Frankl, Antony Sutich, Charles Tart dan lainnya. Dengan melihat dari para tokoh awalnya maka dapat diketahui bahwa psikologi transpersonal merupakan turunan langsung dari psikologi humanistik.
Psikologi Transpersonal merupakan kekuatan keempat dalam bidang psikologi yang menjembatani antara psikologi dan spiritual yang memusatkan perhatiannya pada studi tentang bagian dan proses tentang pengalaman mendalam atau perasaan yang luas tentang siapa dirinya atau sensasi yang besar terhadap koneksitas dengan orang lain, alam atau dimensi spiritual dan berusaha membantu seseorang untuk mengeksplorasi tingkat energy dan melewati kesadaraan (awareness) atau sisi lain dari topeng dan pola-pola kepribadian.


E.     PENUTUP

Demikian makalah ini saya buat, saya sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu saya mengharap kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi kita semua. Aminnn

F.      DAFTAR PUSTAKA

Drs. Ujam Jaenudin, M. Si, Psikologi Transpersonal, Bandung: Pustaka Setia, 2012.
http://www.psikoterapis.com/?en_memahami-tentang-psikologi-transpersonal%2C91








[1] http://www.psikoterapis.com/?en_memahami-tentang-psikologi-transpersonal%2C91

[3] Drs. Ujam Jaenudin, M. Si, Psikologi Transpersonal, Bandung: Pustaka Setia, 2012, hal 85
[4] Ibid, hal 87-90
[5] Ibid, 91
[6] Ibid, 103
[7] Ibid, 109-115
[8] Ibid, 116
[9] Ibid, 117-122

No comments:

Post a Comment